Suprapto, Suprapto (2015) Radikalisme keagamaan & tindak terorisme di pesantren: studi atas respon dan peran pondok pesantren di lombok. Project Report. Pusat Penelitian dan Penerbitan LP2M IAIN Mataram, Mataram.

[img] Text (Buku)
Radikalisme Keagamaan & Tindak Terorisme di Pesantren Studi Atas Respon dan Peran Pondok Pesantren di Lombok.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (722kB)

Abstract

INDONESIA Penguatan program bina damai (peace building) memerlukan dukungan dan partisipasi semua elemen masyarakat, terutama dari kalangan tokoh agama dan tokoh masyarakat. Kehadiran pemimpin informal seperti tokoh agama dan tokoh masyarakat menjadi penting untuk membantu kinerja pemimpin formal (pejabat pemerintah daerah) dalam mewujudkan kedamaian warga di Kota Mataram. Tokoh lintas agama memiliki peran penting dalam upaya mewujudkan program bina damai. Otoritas keilmuan para tokoh dan kedekatan mereka dengan umat merupakan modal penting -yang tak dimiliki elemen masyarakat lain- dalam mengembangkan suasana damai di kalangan umat beragama. Banyak upaya yang dilakukan para elit atau tokoh agama dalam kaitannya dengan resolusi konflik. Upaya ini berlangsung pasca maupun sebelum terjadinya konflik. Pasca konflik, para tokoh agama bertindak sebagai mediator yang menengahi berbagai pihak yang bersengketa (disputants). Adapun sebelum terjadinya konflik, para tokoh lebih banyak memberikan seruan moral untuk melaksanakan ajaran luhur agama masing-masing. Inti ajaran agama adalah mendorong setiap pemeluk untuk hidup rukun dengan sesama, mementingkan musyawarah dan menghormati agama lain. Hanya saja, elit atau tokoh agama lebih banyak berperan pascaterjadinya konflik. Mereka kurang difasilitasi oleh pemerintah untuk mengembangkan program-program pencegahan konflik seperti sistem siaga dini untuk mengantisipasi bencana sosial. Kendala yang dihadapi berkaitan dengan program bina damai antara lain: 1) Program bina damai (peace building) belum dilakukan secara sistematis dan terprogram, 2) Koordinasi dengan dan antar tokoh belum sepenuhnya berjalan maksimal 3) Koordinasi dengan instansi terkait belum optimal. 4) Program kegiatan yang bersifat monoton dan belum variatif.

Item Type: Monograph (Project Report)
Uncontrolled Keywords: multikultural; perdamaian; revolusi konflik
Subjects: 20 LANGUAGE, COMMUNICATION AND CULTURE > 2002 Cultural Studies > 200207 Sasak, Samawa, or Mbojo Cultural Studies
20 LANGUAGE, COMMUNICATION AND CULTURE > 2002 Cultural Studies > 200209 Multicultural, Intercultural and Cross-cultural Studies
22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES > 2204 Religion and Religious Studies > 220405 Religion and Society
Divisions: Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi > Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam
Depositing User: mrs Nuraeni S.IPi
Date Deposited: 27 Feb 2022 09:40
Last Modified: 27 Feb 2022 09:40
URI: http://repository.uinmataram.ac.id/id/eprint/1020

Actions (login required)

View Item View Item