Mulhimmah, Baiq Ratna and Jalilah, Nisfawati Laili (2021) Relasi adat dan islam: tradisi sumpah garap sebagai alternatif penyelesaian tindak pidana pencurian pada masyarakat islam sasak. Project Report. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) UIN Mataram, Mataram. (Unpublished)

[img] Text (Laporan Penelitian)
FS-HES-B. Ratna M.- Laporan Pen.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (721kB)

Abstract

INDONESIA Penlitian ini bertujuan mendeskripsikan makna garap bagi masyarakat Islam Sasak, alasan tradisi garap mampu menjadi mekanisme utama penyelesaian tindak pidana,menjelaskan posisi garap sebagai penyelesaian tindak pidana dalam hukum formal dan mendeskripsikan relasi adat dan Islam dalam proses Garap. Metode yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan antropologi hukum. Penggalian data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ritual garap memiliki makna sangat penting. Makna garap tidak hanya sebagai media penyelesaian konflik,. Dari sisi fungsi, ia tidak hanya digunakan sebagai mekanisme penyelesaian perkara pencurian an sich, melainkan juga sebagai mekanisme penyelesaian segala prilaku yang dianggap bertentangan dengan hukum (adat dan agama). Ritual ini juga diyakini memiliki fungsi sebagai penjaga ketertiban masyarakat desa yang sering diistilahkan dengan “besuk dese” atau bersih desa. Selain itu,Garap menjadi kunci pencegah konflik horizontal dalam masyarakat Desa. Sehingga keyakinan yang sangat kuat terhadap tradisi ini menjadikan sumpah garap ini lebih dipercaya dan diyakini dalam menyelesaian konflik daripada hukum Negara atau hukum formal. Garap sebagai salah satu alternative penyelesaian sengketa pidana pada masyarakat Islam Sasak yang diakui keberadaannya berdasarkan UUD 1945 pasal 18b dan dan UU Desa No. 6 tahun 2004 pasal 103. Ini menunjukkan bahwa negara memberikan pengakuan dan penghormatan keberadaan masyarakat adat beserta hak- haknya termasuk pilihan hukum yang mereka gunakan dalam menjaga harmoni berbangsa dan bernegara. Kentalnya budaya serta kuatnya msyarakat dalam memegang ajaran agama, menjadikan ritual garap tidak terlepas dari pengaruh agama (keyakinan). Relasi adat agama dapat dilihat dari kuatnya corak religious-magic yang yang melekat pada ritual ini. Corak magic terekspresikan melalui kepercayaan masyarakat bahwa proses ritual garap memiliki makna penting bagi terselamatkannya masyarakat dari perbuatan-perbuatan yang dapat merusaknya ketertiban dan ketentraman hidup serta diyakini dampaknya menjadi efek jera bagi pelaku kejahatan. Sedangkan corak religious yang menempatkan keyakinan bahwa garap merupakan media berserah diri kepada sang pencipta dan pemilik segala yang ada di bumi ini.. Prinsip dasar tawakkal inilah yang menjadi pendukung kuat langgengnya institusi garap sebagai ritual adat dan budaya diyakini mampu menyelesaikan masalah yang terjadi khususnya pada tindak pidana pencurian.

Item Type: Monograph (Project Report)
Uncontrolled Keywords: pluralisme hukum; relasi; sumpah; garap
Subjects: 16 STUDIES IN HUMAN SOCIETY > 1699 Other Studies in Human Society > 169902 Studies of Sasak, Samawa, and Mbojo Society
18 LAW AND LEGAL STUDIES > 1801 Law > 180128 Islamic Family Law > 18012828 Islamic Family Issues & Mediation/Arbitration
22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES > 2204 Religion and Religious Studies > 220403 Islamic Studies
Divisions: Fakultas Syariah > Jurusan Ilmu Hukum
Depositing User: Syahrul Gunawan Adita, S.E
Date Deposited: 13 Mar 2022 06:39
Last Modified: 13 Mar 2022 06:39
URI: http://repository.uinmataram.ac.id/id/eprint/1069

Actions (login required)

View Item View Item