Fahrurrozi, Fahrurrozi (2016) Jurnalist islam dan jurnalistik kontemporer. Institut Agama Islam Negeri, Mataram. ISBN 978-602-6223-12-8

[img] Text (Buku)
Buku Jurnalistik Islam dan Jurnalistik Kontemporer.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (9MB)

Abstract

INDONESIA Secara umum, ada lima peranan jurnalistik dalam perspektif al-Quran165: Pertama, sebagai pendidik (mu’addib), yaitu melaksanakan fungsi edukasi Islami. Ia harus menguasai ajaran Islam dari ratarata khalayak pembaca. Lewat media massa, ia bisa mendidik umat Islam agar melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Ia memiliki tugas mulia untuk mencegah umat Islam dari pelaku yang menyimpang dari syaria’at Islam, juga melindingi umat dari pengaruh buruk media massa nonislami yang inti-islami. Kedua, sebagai pelurus informasi (Musaddid). Setidaknya ada tiga hal yang harus diluruskan oleh praktek jurnalisme: informasi tentang ajaran dan ummat Islam, Informasi tentang karya-karya atau prestasi umat Islam, Lebih dari itu, jurnalisme Islam dituntut mampu menggali kondisi ummat Islam di perbagai penjuru dunia. Peran musaddid terasa relevansi dan urgensinya mengingat informasi tentang Islam dan ummatnya yang datang dari pers Barat biasanya biased (menyimpang, berat sebelah) dan distorsif, manipulatif, dan penuh rekayasa untuk memojokkan Islam yang tidak disukainya. Di sini praktek jurrnalisme Islam dituntut berusaha mengikis Islamophobia yang merupakan produk propaganda pers Barat yang anti Islam. Ketiga, sebagai pembaharu (mujaddid), yakni penyebar paham pembaharu akan pemahaman dan pengalaman ajaran Islam. Jurnalis muslim hendaknya menjadi juru bicara para pembaharu yang menyerukan umat Islam untuk memegang teguh al- Qurân dan al-Hadits, memurnikan pemahaman tentang Islam dan pengalamannya dan menerapkannya dalam segala aspek kehidupan ummat. Keempat, sebagai pemersatu (muwâhid), yaitu harus mampu menjadi jembatan yang mempersatukan umat Islam. Oleh karena itu, kode etik jurnalistik yang berupa imapriality (tidak memihak) pada golongan tertentu dan menyajikan dua sisi dari setiap informasi (both side information) harus ditegakkan. Jurnali muslim harus membuat jauh? Sikap sekterian yang baik secara ideal maupun komersial tidaklah menguntungkan. Kelima, sebagai pejuang (mujâhid), yaitu pejuang pembela Islam melalui media massa. Jurnalis muslim berusaha keras membentuk pendapat umum yang mendorong penegakan nilainilai Islam, menyemarakkan syiar Islam, mempromosikan citra Islam yang positif dan rahmatan li al-âlamîn. Dari kelima peran jurnalisme Islam di atas, dapat disimpulkan tiga unsur dalam praktek jurnalisme melalui media cetak: at-Taujîh, yaitu memberikan tuntutan dan pedoman serta jalan hidup melalui media cetak, mana yang harus dilalui manusia dan jalan mana yang harus dihindari, sehingga nyatalah jalan hidayah jalan yang sesat. at-Tagyhîr, yaitu mengubah dan memperbaiki keadaan pembaca kepada suasana hidup yang baru yang didasarkan pada nilai-nilai Islam. at-Tarjîh, yaitu memberikan pengharapan akan sesuatu nilai agama yang disampaikan para penulis-penulis. Dalam hal ini media cetak sebagai sarana dakwah harus mampu menunjukkan nilai apa yang terkandung di dalam suatu perintah agama sehingga dirasakan sebagai suatu kebutuhan vital dalam kehidupan masyarakat.

Item Type: Book
Uncontrolled Keywords: integrasi keilmuan; epistemologi dakwah; jurnalisme
Subjects: 19 STUDIES IN CREATIVE ARTS AND WRITING > 1903 Journalism and Professional Writing > 190301 Journalism Studies
22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES > 2204 Religion and Religious Studies > 220403 Islamic Studies > 22040306 Islamic philoshophy
Divisions: Program Pascasarjana > Program Studi Magister Komunikasi Penyiaran Islam
Depositing User: Prof. Dr. Fahrurrozi M.A.
Date Deposited: 06 Dec 2022 06:46
Last Modified: 06 Dec 2022 06:46
URI: http://repository.uinmataram.ac.id/id/eprint/2020

Actions (login required)

View Item View Item