Kadri, Kadri (2022) Menghadirkan ruang komunikasi inklusif untuk harmoni sosial. In: Pidato Pengukuhan Guru Besar dalam bidang Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Mataram, Desember 2022, Mataram. (Unpublished)

[img] Text (Pidato Pengukuhan)
Prof. Kadri.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (7MB)

Abstract

INDONESIA Prinsip komunikasi tersebut menempatkan pentingnya eksistensi ruang dalam komunikasi manusia. Atau setidaknya bermakna bahwa kontribusi ruang komunikasi dalam kesuksesan komunikasi manusia tidak bisa dianggap sepele. Sukses komunikasi interpersonal antara lain ditentukan oleh faktor-faktor situasional seperti petunjuk proksemik (Rakhmat, 2005: 83), atau yang oleh DeVito (1997: 197) disebut dengan komunikasi ruang (space communication). Meskipun istilah proksemik yang pertama sekali diperkenalkan oleh antropologis Edward T. Hall sejak 1963 lebih banyak dikaitkan dengan penggunaan jarak dalam komunikasi, namun komunikasi ruang dalam konteks komunikasi masyarakat modern telah mengalami pergeseran ke arah yang lebih fleksibel. Oleh karena itu, makna komunikasi ruang dalam konteks tulisan ini tidak sekedar aspek jarak komunikasi tetapi juga ruang komunikasi fisik dan nonfisik yang eksisting maupun yang dikonstruksi oleh para aktor komunikasi. Faktor ruang komunikasi diasumsikan memiliki kontribusi bagi kesuksesan setiap komunikasi yang dilakukan oleh manusia. Dalam konteks komunikasi antarbudaya dan komunikasi antaragama, ruang-ruang komunikasi masyarakat pluralis di Indonesia pernah dihiasi oleh konflik terbuka antarumat beragama dan konflik antaretnik. Sebut misalnya konflik berkepanjangan antara umat Islam dan Kristen di Ambon tahun 1999 dan 2011, kekerasan yang dilakukan warga lokal Papua pada warga Muslim di Tolikara tahun 2015, konflik etnik Dayak dan Madura di Sambas Kalimantan tahun 1999. Di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) sendiri tercatat beberapa konflik yang berlatarbelakang agama atau yang dipicu oleh isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) pernah menjadi “tontonan” di ruang publik. Tahun 2000 misalnya di NTB (tepatnya di kota Mataram) terjadi aksi kerusuhan massa dengan merusak beberapa tempat ibadah umat Kristiani. Konflik antarumat Islam dan Hindu juga pernah terjadi di NTB, seperti konflik yang terjadi di Kabupaten Sumbawa tahun 2013, dan di Kota Mataram tahun 2014 dan 2017.

Item Type: Conference or Workshop Item (Speech)
Uncontrolled Keywords: komunikasi; inklusif; harmoni; sosial
Subjects: 20 LANGUAGE, COMMUNICATION AND CULTURE > 2001 Communication and Media Studies > 200101 Communication Studies
20 LANGUAGE, COMMUNICATION AND CULTURE > 2001 Communication and Media Studies > 200105 Organisational, Interpersonal and Intercultural Communication
Divisions: Program Pascasarjana > Program Studi Magister Komunikasi Penyiaran Islam
Depositing User: mrs Nuraeni S.IPi
Date Deposited: 27 Mar 2023 02:08
Last Modified: 27 Mar 2023 02:08
URI: http://repository.uinmataram.ac.id/id/eprint/2495

Actions (login required)

View Item View Item