Taufiq, Muhammad (2014) Penafsiran muhammad bin ‘abd allah al-‘uthaimīn terhadap ayat-ayat mutasyābihāt dalam Tafsīr ASl-qur’ān al-Karīm. Project Report. Universitas Islam Negeri Mataram. (Unpublished)

[img] Text (Laporan Penelitian)
1. Penelitian Tahun 2014. OK.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (2MB)

Abstract

INDONESIA Penelitian ini mengkaji tentang pemikiran salah seorang ulama terkemuka Salafi, yaitu Shaikh Muhammad bin ‘Abdullah al-‘Uthaimī tentang ayat-ayat mutashābihāt dalam al-Qur’an. Dengan pendekatan library research penelitian ini berupaya untuk mengungkap tiga permasalah, yaitu pertama; bagaimana formulasi kaidah-kaidah asmā’ dan ṣifāt beserta dalilnya yang dijadikan acuan oleh Shaikh al-‘Uthaimīn dalam menafsirkan ayat-ayat mutashābihāt pada sifat Allah ?, kedua; ayat apa saja yang termasuk kategori ayat-ayat mutashābihāt ?, dan bagaimana penafsiran Shaikh al-‘Uthaimīn terhadap ayat-ayat mutashābihāt fi al-ṣifāt ?. Dari ketiga permasalahan di atas ditemukan bahwa formulasi kaidah asmā’ dan ṣifat dibagi menjadi tiga, yaitu 1. Kaidah dalam memahami nama-nama (Asma’) Allah. Kaidah ini terbagi menjadi tujuh kaidah. 2. Kaidah dalam memahami sifat-sifat Allah. Kaidah ini juga terbagi menjadi tujuh, dan 3. Kaidah mengenai dalil Asma’ dan Sifat. Uraian kaidah ini oleh al-‘uthaimin dibagi menjadi empat. Adapun ayat-ayat al-Qur’an yang termasuk mutasyabihat menurut Imam Jalaluddin al-Suyuti adalah ayat-ayat yang membicarakan sifat-sifat Allah seperti wajah, tangan, mata dan yang sejenisnya. Begitu juga dengan huruf-huruf tahajji yang berada di permulaan surah. Menurut hasil kajian peneliti, dalam al-Qur’an terdapat 29 surah yang dimulai dengan hurup tahajji. Sementara itu menurut Ibn Abi Hatim, sebagaimana perkataan Ibn Abbbas bahwa yang termasuk juga ayat-ayat mutasyabihat adalah ayat yang mansukh, yang didahulukan, yang diakhirkan, perumpamaan-perumpamaannya, sumpah-sumpahnya, dan apa yang harus diimani, tetapi tidak harus diamalkan. Sedangkan dalam menafsirkan ayat-ayat mutashābihāt fī al-ṣifat, al-‘Uthaimin berpijak pada makna lahiriyah teks, tanpa melakukan tahrīf, ta’ṭīl, takyīf dan tamthīl. Menurutnya, manusia harus menetapkan seluruh makna ayat-ayat tersebut sebagaimana Dia (Allah) telah tetapkan untuk diri-Nya dalam kitab dan sunnah Nabi-Nya tanpa ada pengubahan atau takwil. Dan bertanya tentang kaifiyahnya, adalah bid’ah. Maka, berdasarkan prinsip ini, al-‘Uthaimin meyakini bahwa Allah meĀmiliki tangan, kaki, wajah, mata, marah, bersemayam, datang, membuat tipu daya dan lain sebagainya. Namun apa yang dimiliki Allah tersebut tidak sama dengan manusia.

Item Type: Monograph (Project Report)
Uncontrolled Keywords: Al-‘Uthaimin, Ayat-ayat mutashabihat, Tfsir al-Qur’an al-Karim.
Subjects: 22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES > 2204 Religion and Religious Studies > 220403 Islamic Studies > 22040301 Al-Quran, Tafsir and related science
Divisions: Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama > Jurusan Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Depositing User: mrs Nuraeni S.IPi
Date Deposited: 17 Apr 2023 01:24
Last Modified: 17 Apr 2023 01:24
URI: http://repository.uinmataram.ac.id/id/eprint/2876

Actions (login required)

View Item View Item