Fahrurrozi, Fahrurrozi (2010) Dakwah tuan guru dan transformasi sosial di Lombok Nusa Tenggara Barat. Doctoral thesis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

[img] Text (Disertasi)
DISERTASI FINAL FAHRURROZI FDV New.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (4MB)

Abstract

INDONESIA Disertasi ini membuktikan bahwa perubahan strategi, metode dan orientasi dakwah berkontribusi signifikan terhadap transformasi sosial di kalangan masyarakat. Temuan disertasi ini menunjukkan bahwa perubahan sosial, ekonomi, politik dan budaya di dalam komunitas masyarakat Lombok Timur di antaranya terjadi karena adanya perubahan materi, metode, strategi dan orientasi dakwah tuan guru sebagai fungsionaris agama, sebagai katalisator, penghubung sumber, pemberi pemecahan masalah dan mediator. Kesimpulan tersebut memyempurnakan temuan disertasi, Baharuddin, Nahdltul Wathan dan Perubahan Sosial, (Yogyakarta: Panteon Press, 2007). yang menyatakan bahwa peran tuan guru dalam proses islamisasi masyarakat wetu telu lebih efektif dilakukan dengan sistem kultural. Sedangkan temuan disertasi ini menunjukkan bahwa upaya islamisasi di kalangan masyarakat lebih efektif dilakukan dengan pendekatan struktural dan kultural secara berkesinambungan. Begitu juga temuan disertasi, Ahmad Abd. Syakur, Islam dan Kebudayaan: Akulturasi Nilai-nilai Islam dalam Budaya Sasak, (Yogyakarta: Adab Press, 2006), yang menyatakan bahwa proses akulturasi nilai-nilai budaya Sasak ke budaya Islam diperankan dominan oleh masyarakat itu sendiri yang telah berakulturasi dengan budaya lokal. Berbeda dengan temuan disertasi ini bahwa perubahan budaya di komunitas masyarakat Sasak, sangat dominan dipengaruhi oleh tokoh agama. Disertasi ini juga menyempurnakan temuan, Hiroko Horikoshi, A Tradisional Leader in a Time of Change: The Kijaji and Ulama in West Java, (USA: Urbana-Champaign, 1976), yang menyatakan bahwa peran kiyai dalam perubahan sosial bukan sebagai makelar budaya semata, tapi berperan sebagai mediator. Temuan disertasi ini membuktikan bahwa tuan guru bukan saja berperan sebagai makelar budaya, mediator, tapi lebih dari itu, sebagai pemberi pemecahan masalah, pemicu proses, dan pendamping masyarakat. Kesimpulan disertasi ini sekaligus memperkuat temuan, Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren, (Jakarta: LP3ES, 1982). Ia mengemukakan bahwa ada jaringan yang kuat antara kyai, santri dan para alumni lewat pendidikan tradisional. Hubungan erat tersebut, bahkan melebihi hubungan kekerabatan. Hubungan erat tersebut berimplikasi terhadap peran kuat para kyai pesantren di masyarakat. Pradjarta Dirjosanjoto, Memelihara Ummat: Kyai Pesantren: Kyai Langgar di Jawa, (Yogyakarta: LKiS, 1999), tentang respon kyai sebagai pemimpin agama terhadap berbagai perubahan sosial, ekonomi, dan politik yang terjadi di sekeliling mereka, bahkan kyai mampu bertahan dalam situasi yang sedemikian konfleks. Kemampuan kyai untuk bertahan tersebut ternyata tidak hanya ditentukan oleh kuatnya tradisi yang telah mapan di lingkungan pesantren, tetapi juga sejak semula kyai berada pada posisi mendua: mereka adalah tokoh agama sekaligus tokoh politik. Endang Turmudzi, Perselingkuhan Kyai dan Kekuasaan, (Yogyakarta: LKiS, 2003). Ada dua lembaga yang dijadikan oleh para kyai dalam membangun hubungan dengan masyarakat, yaitu pesantren dan tarekat. Bisri Efendi, Annuqayah: Gerak Transformasi Sosial di Madura, (Jakarta: P3M, 1990) dan Iik Mansur Noor, Ulama, Villagers And Change: Islam In Central Madura,(Canada: McGill University, 1990),.menyatakan bahwa para kyai adalah elit keagamaan dan mempunyai peran kuat dalam membangun masyarakat yang religius. Mereka menggunakan pola transmisi nilai melalui pendidikan pesantren yang memiliki dampak pada pengakuan masyarakat atas kepemimpinan kyai. Disertasi ini juga memperkuat hasil penelitian, Moeslim Abdurrahman, Islam Transformatif, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1997), cet. III. Islam transformatif adalah suatu gerakan yang menumbuhkan kepedulian terhadap sesama dan melahirkan aksi solidaritas. Kuntowijoyo, Paradigma Islam: Interpretasi untuk Aksi, (Bandung: Mizan,1991), cet.1. Transformasi pada dasarnya adalah gerakan kultural yang didasarkan pada liberalisasi, humanisasi dan transendensi yang bersifat profetik. Sumber utama penelitian ini adalah data berupa metode, strategi dan orientasi dakwah dan tindakan sosial yang dilakukan oleh Tuan Guru sebagai fungsionaris agama, sebagai tokoh politik dan tokoh budaya. Untuk memahami metode, strategi, orientasi dan tindakan sosial Tuan Guru dalam upaya transformasi sosial digali secara lansung melalui pengamatan dan wawancara mendalam kemudian diperkaya dengan metodologi dan disiplin ilmu sosiologi komunikasi dan antropologi agama.

Item Type: Thesis (Doctoral)
Subjects: 22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES > 2204 Religion and Religious Studies > 220403 Islamic Studies > 22040304 Fiqh, Ushul Fiqh, Islamic Jurisprudence, and related science
Divisions: Program Pascasarjana > Program Studi Magister Komunikasi Penyiaran Islam
Depositing User: mrs Nuraeni S.IPi
Date Deposited: 08 May 2023 03:57
Last Modified: 08 May 2023 03:58
URI: http://repository.uinmataram.ac.id/id/eprint/3014

Actions (login required)

View Item View Item