Saparudin, Saparudin (2022) Desakralisasi otoritas keagamaan tuan guru: purifikasi salafi versus tradisionalisme Nahdlatul Wathan. Khazanah: Jurnal Studi Islam dan Humaniora, 20 (1). pp. 25-44. ISSN ISSN: 0215-837X (p); 2460-7606
![]() |
Text (Artikel)
Desakrakralisasi otoritas Tuan Guru Tradisionlisme NW Versus Purifikasi Salafi di Lombok.pdf - Published Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (282kB) |
|
![]()
|
Image (Sertifikat akreditasi jurnal)
sertifikat.jpeg - Supplemental Material Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (338kB) | Preview |
|
![]() |
Text (Cek Plagiasi)
DESAKRALISASI OTORITAS.pdf - Supplemental Material Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (4MB) |
Downloads
Downloads per month over past year
Abstract
Studi ini bertujuan untuk menganalisis praktik Islam tradisional Nahdlatul Wathan (NW) dalam memposisikan dan pelekatan otoritas keagamaan Tuan Guru di satu sisi, dan menganalisis upaya desakralisasi otoritas tersebut oleh para elit Salafi. Posisi dan peran sentral otoritas keagamaan yang dimiliki Tuan Guru dalam pemahaman dan praktik keagamaan NW yang sudah lama mengakar dan dirawat, kini memperoleh tantangan dari gerakan purifikasi Salafi. Dengan klaim berdasarkan manhaj salaf, Islam murni, dan untuk memurnikan praktik keislaman, para elit Salafi dipersatukan oleh persepsi bahwa sakralitas orang tertentu, termasuk Tuan Guru tidak dikenal dalam ajaran Islam, dan bahkan bertentangan dengan ajaran Islam. Kontestasi ideologis di level elit atau tokoh dua kelompok keagamaan ini berpengaruh terhadap pola keberagamaan dan interaksi internal umat beragama di Lombok. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan wawancara mendalam, didukung dokumentasi yang memadai. Analisis terhadap fenomena ini, - secara operasional digunakan teori kontestasi yang dirumuskan Antje Wiener sebagai analysis framework. Berdasarkan kecenderungan empiris, studi ini berargumen bahwa desakralisasi otoritas keagamaan tidaklah semata-mata dipengaruhi oleh faktor teologis paham keagamaan, - sebagaimana studi-studi selama ini, tetapi lebih jauh perebutan otoritas keagamaan elit agama di ruang publik. Semakin meluasnya dakwah dai Salafi yang mengusung tema purifikasi di berbagai Masjid, Majlis Taklim, lembaga pendidikan dan media sosial dipandang tantangan baru kalau bukan hambatan bagi Tuan Guru dalam mempertahankan otoritas keagamaannya. Implikasinya, terjadi kontestasi ideologis dan komunal yang melahirkan fragmentasi sosial dan konflik yang melibatkan sentimen sektarian kelompok keagamaan dimana kontestasi elit keagamaan berkontribusi di dalamnya.
Item Type: | Article |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | tuan guru; otoritas; desklarisasi; ideologis |
Subjects: | 22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES > 2204 Religion and Religious Studies > 220403 Islamic Studies 22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES > 2204 Religion and Religious Studies > 220405 Religion and Society |
Divisions: | Fakultas Tarbiyah dan Keguruan > Jurusan Pendidikan Agama Islam |
Depositing User: | Yunita Lestari S.Adm, M.Sos |
Date Deposited: | 22 May 2023 01:17 |
Last Modified: | 22 May 2023 02:06 |
URI: | http://repository.uinmataram.ac.id/id/eprint/3092 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |