Fuadi, Abdulloh (2013) The living texts: perspektif masyarakat akar-rumput tentang hubungan antar agama. In: Antologi Hasil Penelitian Islam dalam Pergulatan dengan Lokalitas & Institusi Pendidikan. Pusat Penelitian dan Penerbitan LP2M IAIN Mataram, Mataram, pp. 133-164.

[img] Text (Book Section)
5.Abdulloh Fuadi 133-164.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (551kB)

Abstract

Bila tumbuhnya kawasan perumahan berdasarkan agama tertentu itu adalah sebuah tuntutan masyarakat kekinian, maka muncul pertanyan: Mengapa mereka melakukan itu? Mengapa mereka enggan berdampingan dengan orang lain dari komunitas agama yang berbeda? Apa yang mendasari mereka untuk mencari kawasan perumahan yang masyarakatnya hanya terdiri dari agama yang homogen? Akhirnya, penulis mengerucut pada fenomena yang terjadi di Mataram, dimana komposisi masyarakatnya sebagian besar terdiri dari dua agama, yaitu Hindu dan Islam. Pertanyaan yang muncul kemudian adalah: Mengapa sebagian orang-orang Muslim Mataram enggan untuk hidup berdampingan dengan komunitas Hindu? Apa yang menyebabkan mereka memutuskan untuk mencari kawasan perumahan Muslim? Apakah mereka merasakan sesuatu yang berbeda saat tinggal bersama dengan komunitas Hindu? Bagaimanakah pengalaman hidup orang-orang yang tinggal dalam perumahan yang heterogen? Pertanyaan terakhir itulah yang peneliti cari jawabannya melalui penelitian ini. Peneliti berkomunikasi langsung dengan komunitas Muslim yang tinggal di perumahan heterogen untuk mengetahui berbagai pengalaman yang mereka alami saat hidup bersama dengan komunitas dari agama lain. Berangkat dari latar belakang fenomena inilah, maka penulis melakukan penelitian dengan mengangkat tema The Living Texts: Perspektif Masyarakat Akar-Rumput tentang Hubungan Antar Agama, dengan fokus: bagaimanakah pandangan masyarakat yang hidup pada kawasan perumahan religious-heterogen (keragaman agama) dalam menyikapi perbedaan dan hubungan antar agama?; dan bagaimanakah komunitas Muslim tersebut memahami ajaran agama Islam berdasarkan pengalaman dan kenyataan hidup sehari-hari?. Secara umum penelitian ini didasarkan pada jenis kualitatif, karena jenis kajian ini tidak berambisi mengumpulkan data dari sisi kuantitasnya, tetapi ingin memperoleh pemahaman yang lebih mendalam di balik fenomena yang berhasil direkam. Begitu juga, data yang dikumpulkan lebih banyak merupakan data kualitatif yakni data yang disajikan dalam bentuk kata verbal bukan dalam bentuk angka. 10 Informan dalam penelitian ini adalah masyarakat biasa / akar rumput yang terlibat langsung dalam sebuah ‘negosiasi teks dan konteks’ dalam kaitannya dengan hubungan antar agama, dan bukan para tokoh agama. Kegiatan pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dari sudut partisipasi ke dalam setting penelitian, peneliti menempuh metode observasi partisipasi pasif dan dalam beberapa kesempatan meningkat kepada partisipasi moderat. Ditempuhnya metode observasi partisipasi pasif sampai partisipasi moderat ini dikarenakan setting penelitian ini memungkinkan bagi peneliti untuk mengambil bagian dalam subjek penelitian. Telah terjadi proses dialektik pada masyarakat di kawasan perumahan yang religious-heterogen ketika mencoba beradaptasi dengan realitas kehidupan sehari-hari. Proses dialektik (externalization, objectivation, internalization) itu terjadi pada ketiga kasus yang diteliti pada penelitian ini, yaitu anjing, makanan dan kepemimpinan masyarakat. Proses externalization membantu memahamkan bahwa keputusan apa pun yang diambil oleh masyarakat adalah hasil refleksi dan negosiasi-dialogis yang terjadi sebelumnya. Masyarakat telah mencoba bernegosiasi dengan membiarkan, misalnya, anjing-anjing milik tetangga yang berlainan agama itu, berlalu lalang di daerah perumahan mereka. Dalam kasus makanan, hampir semua keluarga muslim menerima makanan yang mereka terima dari keluarga non-muslim, namun cara memperlakukan makanan yang mereka terima berbedabeda. Apa pun keputusan yang diambil, mereka tidak menolak pemberian dari tetangga tersebut. Hal ini dalam rangka menjaga keharmonisan hubungan masyarakat. Begitu juga dalam kasus kepemimpinan, masyarakat telah dewasa menyikapinya bahwa kepemimpinan itu tidak dilihat dari latar belakang agamanya, namun dari kapasitas dan kemampuannya dalam memenej dan engatur sebuah perkumpulan atau kepanitiaan.

Item Type: Book Section
Uncontrolled Keywords: kerukunan beragama; radikal; negosiasi teks
Subjects: 16 STUDIES IN HUMAN SOCIETY > 1608 Sociology > 160899 Sociology not elsewhere classified
22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES > 2204 Religion and Religious Studies > 220499 Religion and Religious Studies not elsewhere classified
Divisions: Program Pascasarjana > Program Studi Magister Komunikasi Penyiaran Islam
Depositing User: mrs Nuraeni S.IPi
Date Deposited: 09 Feb 2022 07:28
Last Modified: 09 Feb 2022 07:28
URI: http://repository.uinmataram.ac.id/id/eprint/964

Actions (login required)

View Item View Item