Kadri, Kadri (2017) Komunikasi haji: Spiritual & Sosial. Sanabil, Mataram. ISBN : 978-602-6223-59-3

[img] Text (Buku)
komunikasi haji_Compressed.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (3MB)
[img] Text (Peer Review)
review buku komunikasi haji.pdf - Supplemental Material
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (812kB)

Abstract

INDONESIA Menunaikan iBaDaH Haji merupakan dambaan semua Muslim di dunia sehingga tidak heran bila jumlah peminat (pendaftar) tidak sebanding dengan alokasi jatah (kouta) yang diperuntukkan bagi suatu Negara (terutama di Indonesia). Hal ini menyebabkan antrian panjang calon jama’ah haji hingga puluhan tahun. Oleh karena itu mendapatkan kesempatan berhaji di tengah lama dan panjangnya antrian harus isyukuri sebagai rahmat dan nikmat dari Allah SWT. Ibadah haji dalam konteks tertentu memiliki perbedaan dengan empat ibadah wajib (rukun Islam) lainnya. Paling tidak perbedaan tersebut dilihat dari adanya dua dimensi dalam ibadah haji yaitu dimensi religius dan sosial. Haji tidak diragukan lagi sebagai ritual ibadah yang melibatkan hubungan antara setiap individu dengan Allah SWT di wilayah yang sangat private. Komunikasi keduanya sangat personal dan tidak diketahui oleh individu yang lainnya. Ritual-ritual umroh dan haji seperti miqad, thawaf, sa’i, wukuf, dan melontar jumrah merupakan ritual ibadah haji yang dilakoni setiap individu sembari “berkomunikasi” dengan Allah SWT secara langsung sehingga membutuhkan konsentrasi dan kekhusuan. Pengalaman-pengalaman ibadah atau ritual haji yang bersifat personal seperti ini pun dalam buku ini dideskripsikan dengan maksud membagi pengalaman kepada pembaca agar dapat dijadikan sebagai referensi terutama bagi yang hendak menunaikan ibadah haji. Di tengah ritual ibadah haji dijalankan oleh masing-masing jama’ah, di sela-selanya atau sebelum dan sesudahnya ada dimensi sosial yang berdimensi duniawi. Durasi waktu pelaksanaan ibadah haji yang relatif lama memungkinkan aktivitas sosial duniawi yang menyertai perjalanan ibadah haji pun tidak sebentar. Selama waktu keberadaan jama’ah haji di Makkah dan Madinah ada interaksi sosial, banyak simbol yang digunakan, dan ragam budaya yang terlihat dan digunakan oleh setiap jama’ah haji. Tidak salah bila dikatakan pelaksanaan ibadah haji merupakan majelis atau pertemuan antarbudaya masyarakat Muslim dunia. Pada musim haji-lah semua warga Muslim dunia bertemu dan berinteraksi di dua kota suci (Makkah dan Madinah), bertemu di sela ritual ibadah dan berinteraksi pada urusan duniawi di luar Masjidil Haram dan Masjid Nabawi atau di tempat suci yang menjadi lokasi ritual haji seperti saat wukuf di Arafah dan mabit serta melontar jumrah di Mina. Pertemuan dan interaksi ini adalah wujud komunikasi antarbudaya lintas Negara. Komunikasi antarbudaya selama berhaji juga berlangsung kala sesama warga Indonesia bertemu karena kita akan sering bertemu dan berkomunikasi dengan warga Indonesia yang berasal dari daerah yang berbeda. Atau bahkan kita akan terbiasa selama lebih sebulan berinteraksi dengan satu etnik, satu kampung, satu kota, dan satu kompleks tetapi baru intens bertemu dan berinteraksi ketika sama-sama berhaji dan sama-sama hotel atau satu kamar hotel serta berkumpul dalam satu regu. Bahkan pertemuan dan interaksi antara suami dan istri selama pelaksanaan ibadah haji tidak boleh dianggap sebagai pertemuan di luar konteks komunikasi antarbudaya. Dua sifat dan karakter yang berbeda antara suami dan istri ketika bertemu dan berinteraksi dapat dimaknai (secara longgar) sebagai komunikasi antarbudaya karena di dalamnya memerlukan upaya saling memahami di atas semangat saling menghargai antara satu dengan yang lainnya. Pertemuan dan interaksi dengan orang-orang berbeda Negara, etnik, kabupaten, hingga berbeda kampung merupakan bentuk komunikasi antarbudaya yang membutuhkan kecerdasan masing-masing diri untuk bisa berkomunikasi. Kesuksesan kita dalam berkomunikasi antarbudaya di luar ritual ibadah haji sedikit banyak akan mempengaruhi ketenangan, kenyamanan dan kelancaran ritual haji yang kita laksanakan. Bisa dibayangkan bagaimana tidak tenangnya kita beribadah haji (melaksanakan ritual haji) bila kita cekcok dengan pasangan (suami-istri) selama berada di Tanah Haram atau saat di hotel kita bertengkar dengan saudara sesama regu atau rombongan. Coba bayangkan betapa tidak tenangnya kita bila di jalan menuju Masjidil Haram kita bersitegang dengan jama’ah haji dari Negara lain.Semangat kita mengejar sukses pelaksanaan ritual (aspek religius) ibadah haji memang harus terus dijaga tetapi tidak boleh mengabaikan unsur sosial yang selalu tidak terhindarkan selama musim haji. Kesuksesan ibadah haji idealnya harus bisa menyentuh keduanya yaitu; benar, lancar dan mabrur hajinya serta sukses interaksi dan komunikasi antarbudaya selama berada di dua kota suci (Makkah dan Madinah). Buku yang ada di tangan pembaca ini berisi refleksi relegius dan sosial dari pengalaman penulis selama menunaikan ibadah haji tahun 2016. Buku ini juga sebagai bukti otentik kebersamaan dan cinta kami (penulis) yang selalu kami berdua hadirkan dimana dan kapanpun. Perjalanan haji bagi kami adalah perjalanan “cinta”; cinta pada Allah SWT., Nabi dan Rasul Allah, dan cinta antara kami berdua sebagai suami-istri. Isi buku ini sebagian merupakan cerita cinta dan kebersamaan kami selama menunaikan rukun Islam kelima. Kami tidak hanya bermaksud mendokumentasikan perjalanan suci dan cinta kami di tanah Haram, tetapi lebih dari itu kami berharap pengalaman suci dan cinta yang tergores dalam buku ini dapat menjadi referensi bagi pembaca yang akan menunaikan ibadah haji baik sendiri maupun dengan pasangan (suami-istri).

Item Type: Book
Uncontrolled Keywords: umrah; i'tiqaf; ziara raudah; Masjidil Haram
Subjects: 22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES > 2204 Religion and Religious Studies > 220403 Islamic Studies > 22040304 Fiqh, Ushul Fiqh, Islamic Jurisprudence, and related science
22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES > 2204 Religion and Religious Studies > 220403 Islamic Studies > 22040307 Islamic History
Divisions: Program Pascasarjana > Program Studi Magister Komunikasi Penyiaran Islam
Depositing User: mrs Nuraeni S.IPi
Date Deposited: 29 Jan 2021 09:15
Last Modified: 29 Jan 2021 09:15
URI: http://repository.uinmataram.ac.id/id/eprint/184

Actions (login required)

View Item View Item