Putrawan, Agus Dedi (2021) Moderasi beragama berbasis komunitas. JURNAL SOPHIST: Jurnal Sosial Politik Kajian Islam dan Tafsir, 3 (2). pp. 1-18. ISSN P-ISSN: 2656-1220 E-ISSN: 2745-8571

[img] Text (Artikel Jurnal)
Moderasi Beragama.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (366kB)
Official URL: http://sophist.or.id/index.php/js/article/view/44

Downloads

Downloads per month over past year

Abstract

INDONESIA Moderasi beragama dengan keberterimaan tanpa syarat adalah cita-cita semua manusia di dunia ini, karena itu jejak DNA yang paling dasar dalam diri manusia adalah kedamaian. Maka dari itu manusia harus membenci kekerasan atas nama apapun. Manusia harus saling menghargai, menerima, menghormati dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Terciptanya gerakan moderasi beragama tidak bisa lepas dari jalan panjang meilitasi sistem sosial yang telah mengerah ke kehancuran sistem sosial. Berita-berita yang disodorkan terlevisi dan di beranda-beranda media sosial tentang korupsi, kolusi dan nepotisme, pemerkosaan, pencurian, perampokan, penyalahgunaan obat-obatan terlarang, kekerasan sosial dan kekerasan di dalam rumah tangga, bullying serta konflik di masyarakat karena perbedaan inter dan antar umat beragama. Tulisan ini mengasumsikan bahwa semua problem-problem sosial yang melibatkan individu, kelompok dan organisasi dalam masyarakat bermula dari perjumpaan yang tidak normal. Karena setiap saat manusia tidak dapat menghindari suatu perjumpaan dan menggunakan berbahasa maka perbaikannya dimulai di ranah itu. Mempertimbangkan bahwa perbaikan sistem sosial untuk menciptakan moderasi agama tidak boleh elitis yang memakan biaya mahal maka pendekatannya haruslan dengan pendekatan populis bengkelnya terdapat pada komunitas perjumpaan yang diberi nama Komunitas Sekolah Perjumpaan.. Sekolah perjumpaan merupakan teknologi sederhana namun sangatlah prinsipil yaitu bagaimana mengoptimalisasi perjumpaan dan mengedepankan tindakan berbahasa. ENGLISH Religious moderation with unconditional acceptance is the ideal of all humans in this world, therefore the most basic DNA imprint in humans is peace. Therefore, humans must hate violence in any name. Humans must respect, accept, respect and uphold human values. The idea of the religious moderation movement cannot be separated from the long road to militating the social system which has led to the destruction of the social system. The news presented on television and on social media homepages about corruption, collusion and nepotism, rape, theft, robbery, drug abuse, social violence and domestic violence, bullying and conflicts in society because of differences inter and interreligious. This paper assumes that all social problems involving individuals, groups and organizations in society stem from abnormal encounters. Because every time humans cannot avoid an encounter and use language, the improvement begins in that realm. Considering that improving the social system to create religious moderation should not be elitist and costly, the approach must be with a populist approach. Sekolah Perjumpaan is a simple technology but very principal, namely how to optimize encounters and prioritize action.

Item Type: Article
Uncontrolled Keywords: moderasi beragama; komunitas; perjumpaan; tindakan berbahasa
Subjects: 22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES > 2204 Religion and Religious Studies > 220402 Comparative Religious Studies
Divisions: Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama > Jurusan Pemikiran Politik Islam
Depositing User: Syahrul Gunawan Adita, S.E
Date Deposited: 22 Feb 2023 06:55
Last Modified: 22 Feb 2023 06:55
URI: http://repository.uinmataram.ac.id/id/eprint/2292

Actions (login required)

View Item View Item