Subki, Subki (2021) Hadis tarbawi. Sanabil, Mataram.

[img] Text (Buku)
37. BUKU FINAL - subki yunus.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (3MB)

Abstract

INDONESIA Ilmu pengetahuan baik secara khusus ilmu agama maupun ilmu pengetahuan secara umum merupakan bagian dari ciri khas manusia. Tidak ada mahluk dijagat raya ini selain manusia yang diberi ilmu dan yang mampu mengembangkannya (QS. al-Baqarah (2): 31-32). Dengan ilmu pengetahuan yang senyawa dengan akal, manusia dapat mengembangkan budaya dan peradabannya sehingga dapat mengalahkan mahluk lain dan menjadi pimpinan di atas bumi ini. Matakuliah Hadis Tarbawi merupakan salah satu matakuliah yang wajib ditempuh oleh mahasiswa jurusan Tarbiyah. Karena ia (hadis tarbawi sarat dengan teori pendidikan dan sekaligus berisikan beberapa contoh pendidikan secara praktik). Dalam hal demikian, maka penulisan ini dititikberatkan kepada metode pengkajian dan penelusuran. Metode ini diterapkan untuk menelusuri dan mengkaji berbagai literature dan teori yang relevan dengan apa yang dibahas. Literatur-literatur yang dikaji adalah berbagai bahan yang terdapat, baik pada buku bacaan maupun jurnal-jurnal hasil penelitian yang sudah dilakukan oleh para ahli dibidangnya. Dalam buku ini, pembahasan dibagi menjadi tiga kelompok besar, yaitu konsep keilmuan, pendidikan formal dan pendidikan keluarga. Di samping itu, buku ini juga membahasa pendidikan dari sisi yang lain namun masih memeliki keterkaitan dengan pendidikan, seperti pendidikan seks, dan pendidikan karakter. Pendidikan karakter merupakan upaya-upaya yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis untuk membantu peserta didik memahami nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Allah, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat. Pendidikan karakter melibatkan aspek pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action). Ketika hal tersebut dapat berjalan beriringan, maka akan terbentuk karakter seseorang yang bisa baik atau buruk. Pendidikan karakter atau kepribadian memerlukan sebuah proses yang simultan dan berkesinambungan yang melibatkan aspek membelajarkan knowing the good (mengetahui hal yang baik), feeling the good (merasakan hal yang baik), desiring the good (merindukan kebaikan), loving the good (mencintai kebaikan), dan acting the good (melakukan kebaikan). Metode internalisasi pendidikan karakter “tadzkirah” hendaknya dapat dilaksanakan di keluarga, sekolah, masyarakat, bahkan negara dengan tujuan yang sama, yaitu membentuk karakter seseorang sebagai bekal di kehidupan masa depan. Namun, di manapun pendidikan karakter itu diterapkan, penanaman karakter keluargalah yang paling penting dan berpengaruh bagi pembentukan karakter seseorang. Sebab keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama. Penanaman nilai-nilai seperti nilai agama, nilai sosial, akan lebih mengakar dalam sanubari seseorang ketika masih berada di lingkungan keluarga. Karakter seseorang akan lebih mudah dibentuk ketika masih dalam usia anak-anak, seterusnya lingkungan sekolah dan masyarakat yang akan mendidiknya.

Item Type: Book
Uncontrolled Keywords: teori mutakhir; ilmu pengetahun; pendidikan formal; pendidikan keluarga; menuntut ilmu; pendidikan islam; pendidik
Subjects: 22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES > 2204 Religion and Religious Studies > 220403 Islamic Studies > 22040302 Al-Hadits, and related science
Divisions: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan > Jurusan Tadris Matematika
Depositing User: Syahrul Gunawan Adita, S.E
Date Deposited: 03 Mar 2022 02:41
Last Modified: 24 Mar 2022 07:30
URI: http://repository.uinmataram.ac.id/id/eprint/1037

Actions (login required)

View Item View Item