Nuruddin, Nuruddin (2018) Kepemimpinan perspektif gender: Refleksi praktis-dialogis kepemimpinan perempuan di Pulau Lombok. Garuda Ilmu, Selong LOTIM. ISBN 978-602-60397-6-7

[img] Text (Buku)
KEPEMIMPINAN PERSPEKTIF GENDER okk.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (2MB)
[img] Text (Peer Review)
7.Buku Kepemimpinan perspektif Gender.pdf - Supplemental Material
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (286kB)

Abstract

Kepemimpinan muncul bersama sama adanya peradaban manusia, yaitu sejak nenek moyang, manusia itu berkumpul dan berkerja bersama sama untuk mempertahankan eksistensi hidupnya menentang kebuasan binatang dan keganasan alam sekitarnya. Dalam kondisi masyarakat yang masih bersahaja, sendi sendi kemasyarakatan terjalin atas dasar hubungan kekerabatan atau kekeluargaan. Di dalam proses kerja sama secara tertib untuk mencapai suatu tujuan yang menjadi cita cita bersama, dibutuhkan seorang pemimpin yang oleh kelompoknya dipandang lebih disegala aspek kepribadiannya. Dengan pemikian “pemimpin” adalah seorang yang membimbing, memimpin dengan bantuan kualitas kualitas persuasifnya dan akseptansi atau penerimaan secara sukarela oleh para pengikutnya. Meskipun penujukan pemimpin pada masa lalu hanya atas dasar pengakuan pengikutnya, namun kepemimpinannya telah dapat menumbuhkan kondisi kondisi dinamis dalam masyarakatnya, sebab seorang pemimpin adalah pribadi yang memiliki kecakapan khusus dengan atau tanpa pengangkatan resmi dapat mempengaruhi kelompok yang dipimpinnya untuk melakukan suatu usaha bersama mengarah pada pencapaian sasaran sasaran tertentu. Adanya unsur pemimpin dang yang dipimpin serta saling ketergantungan antara yang memimpin dan yang dipimpin melahirkan bentuk bentuk pembangunan dalam masyarakat. Agar program pembangunan dapat terealisasi, maka dibutuhkanlah seseorang pemimpin apakah pemimpin laki laki atau pemimpin wanita. Di Indonesia kepemimpinan wanita dalam segala bidang kehidupan politik, ekonomi sosial budaya pada semua tingkatan, baik tingkat internasional, regional, nasional, masyarakat dan keluarga masih belum dapat dikatakan mantap. Salah satu persyaratan kepemimpinan yang baik adalah adanya kemampuan untuk turut mengambil keputusan. Pengambilan keputusan dalam keluarga, masyarakat, Negara dan dunia oleh wanita inilah yang belum seluas dan sepadan seperti diinginkan olehperjuangan wanita. Hal ini bisa terlihat pada keadaan dalam keluarga. Akibat masih berlangsungnya adat istiadat tradisional yang didasarkan pada nilai dan norma yang dipegang oleh masyarakat, bahwa citra baku wanita Indonesia ialah citra bakunya sebagai penunai kodrat alamnya sebagai istri dan ibu yang hamil, melahirkan dan membesarkan anak, maka yang disebut dengan keberanian dan penggunaan kesempatan perlu didukung oleh kemampuan serta kemauan wanita untuk mengambil keputusan sebagai pemimpin belum banyak terlihat. Akan tetapi perkembangan zaman telah semakin membuka peluang bagi kaum wanita untuk tampil menjadi seorang pemimpin. Dibidang kehidupan politik, jabatan eksekutif, legislatif maupun judikatifnya, kepempinan wanita telah diperhitungkan walaupun belum seimbang dengan proporsinya. Hal ini bisa terlihat, ada satu atau dua pemimpin wanita yang berhasil duduk dilapisan pimpinan, seperti megawati sukarno putrid. Gloriya macapagal arroyo (presiden philipina), dan lain lain. Begitu juga yang terjadi ditingkat desa. Diantara penomena yang cukup menarik dan sebagai salah satu wujud yang dapat diamati adalah tampilnya wanita menjadi kepala desa di desa saba kecamatan janapria lombok tengah nusa tenggara barat. Persoalan ini menjadi menari mengingat desa saba terkenal sebagai masyarakat yang religius; taat dan patuh menjalankan syari’at islam, yang mana norma norma agama selalu dijadikan acuan dalam kehidupan masyarakat. Untuk memperoleh gambaran tentang respon masyarakat terhadap kepemimpinan wanita, maka penelitian ini menggunakan teori kepemimpinan, teori struktural fungsional dan teori interaksi simbolik. Oleh karenanya data yang diperoleh dengan focus utama adalah obesrvas, wawancara dan dokumentasi untuk memperoleh deskripsi yang memadai tentang kepemimpinan kepala desa dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sebagaiamana hasil penelitian menunjukkan, bahwa masyarakat desa saba merespon positif terhadap tampilnya wanita sebagai pemimpin (kepala desa), karena kebijaksanan-kebijaksanaan yang diambil sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat, sehingga dengan kebijaksanaan- kebijaksanaan tersebut telah mampu mensejahterakan masyarakat, seperti pemberian bantuan dana untuk usaha anyam-anyaman, peternak dan petani tembakau. Disamping itu juga masyarakat desa saba memahami “kepemimpinan itu bukan terletak pada gender (wanita/pria)”, tetapi lebih di tentukan oleh sifat dan sikapnya (seorang pemimpin memiliki track record bagus). Siapapun bisa menjadi pemimpin, bila ia merupakan figur yang bisa member pengayoman, kemananan, kesejahteraan, dan harapan pada rakyat. Buku ini merupakan hasil penelitian yang diselesaikan sebagai tugas akhir, yaitu studi kasus tentang Kepala Desa perempuan dalam mengimplementasikan kebijakan pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Desa Saba Kecamatan Janapria Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat. Semoga kehadiran buku ini menjadi inspirasi kepemimpinan di Nusa Tenggara Barat

Item Type: Book
Uncontrolled Keywords: kepempinnan; gender; kemiskinan; kependudukan
Subjects: 16 STUDIES IN HUMAN SOCIETY > 1699 Other Studies in Human Society > 169901 Gender Specific Studies
17 PSYCHOLOGY AND COGNITIVE SCIENCES > 1701 Psychology > 170105 Gender Psychology
Divisions: Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama > Jurusan Sosiologi Agama
Depositing User: mrs Nuraeni S.IPi
Date Deposited: 09 Feb 2021 06:51
Last Modified: 10 Feb 2021 02:28
URI: http://repository.uinmataram.ac.id/id/eprint/277

Actions (login required)

View Item View Item