Putrawan, Agus Dedi (2017) Runtuhnya karisma Tuan Guru. Sanabil, Mataram. ISBN 978-602-6223-42-5

[img] Text (Buku)
Runtuhnya_KARISMA_TUAN_GURU.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (1MB)
Official URL: https://sanabilpublishing.com/

Downloads

Downloads per month over past year

Abstract

INDONESIA Tulisan ini pada awalnya merupakan Penelitian lapangan (Field Reserch) penulis untuk menyelesaikan strata 2 di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta pada tahun 2015 silam. Dalam tenggang waktu yang cukup panjang itu terdapat penambahan dan pengurangan “orak-abrik” untuk menyesuaikan dengan perkembangan kekinian. Berbicara tentang perpolitikan tokoh agama: tuan guru, kiai, dan termasuk tokoh-tokoh agama yang secara umum menjadi tokoh sentral di setiap kehidupan sosial keagamaan dan kemasyarakatan di Indonesia secara umum dan Lombok secara khusus, menjadi isu yang seksi untuk diperbincangkan, terlebih mereka adalah tokoh yang ditiru dan diguru. Capital yang mereka miliki, termasuk di dalamnya adalah modal sosial yang dikenal dengan istilah ”karisma” digunakan sebagai tiket untuk bertarung di dalam kontestasi ruang politik pemilihan umum. Secara teori, karisma adalah ”legitimasi” (akuan) dari masyarakat atas kehebatan, kemistikan, kesaktian, utusan viii Agus Dedi Putrawan tuhan, penerus nabi yang melekat pada diri aktor karismatik. Sebagian tuan guru yang beranggapan bahwa karisma menjadi modal utama dengan pengikut yang banyak dalam pemilu malah berguguran karena tidak banyak mendapatkan dukungan dari rakyat. Ada anggapan bahwa pesona tuan guru memudar dalam ruang politik pemilihan umum dan bahkan di ruang-ruang lainnya. Tulisan ini ingin mencari jawaban atas pertanyaan, bagaimana proses terbangunnya karisma tuan guru dan proses memudarnya karisma itu sendiri. Tujuan penelitian ini ingin memberi gambaran atas karisma yang dimiliki para tuan guru Lombok ketika bersentuhan dengan masyarakat Sasak serta ketertarikannya terhadap dunia politik. Tulisan ini merupakan penelitian lapangan yang menggunakan pendekatan sosiologi serta dihubungkan dengan teori tentang karisma yang dikemukakan oleh Max Weber yakni otoritas karismatik, otoritas tradisional dan otoritas legal rasional. Masuknya teknologi informasi memang sedikit banyak mempengaruhi prilaku Tuan Guru baru di pulau Lombok. Mereka mau tidak mau harus menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman yang sudah cenderung hedonis, pragmatis serta individualistis. Tanpa adanya re-orientasi Tuan Guru baru maka pandangan masyarakat sasak tentang institusi Tuan Guru masih memakai referensi jaman ketika lahirnya istilah Tuan Guru tersebut (sederhana, suistik, anti kemapanan). Ekspektasi masyarakat terhadap para Tuan Guru baru mengalami kegoncangan, di satu sisi mereka merindukan igur Tuan Guru seperti zaman dahulu, di sisi lain para Tuan Guru baru menampilkan dirinya sesuai semangat zaman kekinian. Tulisan ini juga memberikan gambaran bagaimana modal capital (dipopulerkan oleh Bourdieu) berperan dalam politik pemilihan umum untuk meraih kursi dalam Runtuhnya Karisma Tuan Guru ix kontestasi politik pemilihan umum. Dari hasil penelitian ini telah ditemukan fakta bahwa pesona yang melekat pada gelar ketuan guruan di Lombok mengalami pemudaran yang diakibatkan oleh faktor-faktor seperti faktor politik (perubahan sistem pemerintahan, perselingkuhan tuan guru dengan penguasa, beda ailiasi dengan pengikut, pragmatisme para pemilih) faktor gaya hidup (poligami, gaya hidup elitis konsumtif, meninggalkan kehidupan suistik, gaya hidup glamor), dan timbulnya Public Islam

Item Type: Book
Subjects: 22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES > 2204 Religion and Religious Studies > 220403 Islamic Studies
Divisions: Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama > Jurusan Studi Agama
Depositing User: Agus Dedi Putrawan
Date Deposited: 19 Sep 2023 07:01
Last Modified: 19 Sep 2023 07:01
URI: http://repository.uinmataram.ac.id/id/eprint/3363

Actions (login required)

View Item View Item