Wahyudiati, Dwi (2020) Dasar-dasar kependidikan MIPA. Pustaka Lombok, Mataram. ISBN 978-602-5423-29-1

[img] Text (Buku)
@2.BUKU DDK MIPA.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (5MB)
[img] Text (Peer Review)
11-Peer Review Buku DDK MIPA.pdf - Supplemental Material
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (1MB)

Abstract

INDONESIA Dasar-Dasar Kependidikan MIPA ini merupakan buku yang dijadikan bahan referensi atau rujukan untuk mata kuliah Dasar-Dasar Kependidikan MIPA dan pembaca pada umumnya. Rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia meupakan permasalahan yang menjadi tugas seluru komponen masyarakat, baik itu pemerintah, guru, siswa, institusi pendidikan ataupun masyarakat itu sendiri. Untuk dapat meminimalisir permasalahan tersebut khususnya di dalam memperbaiki kualitas pembelajaran di kelas, ada bebrapa upaya yang telah coba dikembangkan antara lain dengan menerapkan beberapa pendekatan atau metode dalam kegiatan pembelajaran; 1. Penerapan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat ( STM ) Alasan mulai diterapkannya pendekatan ini, karena pendekatan ini memungkinkan siswa berperan aktif dalam pembelajaran dan dapat menampilkan peranan Sains dan Teknologi didalam kehidupan masyarakat. Dengan menggunakan pendekatan STM dalam pembelajaran IPA, guru dapat memulai dengan isu yang dikemukakan oleh siswa yang ada dimasyarakat. Dengan menggunakan pendekatan STM dalam pembelajaran IPA siswa tidak hanya sekedar menerima informasi dari guru saja, karena dalam hal ini guru sebagai motivator dan fasilitator yang mengarahkan siswa agar dapat memberikan saran saran berdasarkan hasil pengamatannya dimasyarakat. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan STM dapat meningkatkan sikap siswa yang semula kurang baik menjadi lebih baik dan dapat meningkatkan kepedulian siswa terhadap kegiatan masyarakat sehari-hari seperti: (a) tukang minuman yang sedang membuka tutup botol, (b) ayah yang sedang mencabut paku di dinding, (c) tukang minyak tanah yang sedang memindahkan drum besar dari bawah ka atas truk, dan (d) paman yang sedang memindahkan lemari yang besar dari ruang tamu ke dalam kamar. 2. Penerapan Pendekatan Contextual teaching and learning (CTL) Pengikatan makna oleh siswa dalam setiap pembelajaran IPA, tentu sangat diharapkan oleh para pendidik. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan metode pengajaran IPA berdasarkan contextual teaching and learning (CTL). Metode ini dapat mengantar siswa untuk menemukan sendiri makna dibalik proses belajar yang dilakukannya. Siswa sangat berperan aktif, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator. Penemuan makna adalah cirri utama CTL. Pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki siswa diharapkan bukan merupakan hasil mengingat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri. Pendekatan CTL dibangun oleh tujuh komponen utama. Yaitu: a. Konstruktivisme Pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang merupakan hasil yang dibangun sedikit dem sedikit dari konteks yang dapat dikembangkan oleh diri individu tersebut. b. Inquiry Inquiry merupakan proses dimana seseorang dapat menemukan sebuah pengetahuan yang penuh makna. Inquiry merupakan inti dari pembelajaran dengan metode CTL. Pengetahuan dan keterampilan yang dimiiki siswa diharapkan bukan hasil yang ditemukan sendiri dan penuh makna mendidik. c. Bertanya Seseorang akan memperoleh sebuah pengetahuan melalui proses bertanya. Bertanya dapat dilakukan dalam setiap kegiatan belajar dan dapat dilakukan oleh seluruh siswa. d. Lingkungan belajar Hasil pemelajaran dapat diperoleh oleh suatu lingkungan yang mendukung. Kerjasama dan diskusi dengan orang lain dimanapun kita berada akan menghasilkan suatu ilmu pengetahuan yang berarti. e. Pemodelan (modeling) Suatu pembelajaran membutuhkan suatu model atau metode yang harus dijalankan. Penentuan model belajar sangat pentig terutama dalam pengajaran yang memerlukan keterampilan dan pengetahuan procedural. Misalnya mengenai “bagaimana cara memelihara lingkungan yang baik?” akan lebih mudah diajarkan dengan memberi model daripada menjelaskan dengan menggunakan kata-kata. f. Refleksi Merupakan cara berfikir tentang apa yang baru dilakukan atau dipelajari, atau berfiikir brdasarkan pengalaman yang di alam di masa lalu. g. Penilaian Autentik Perlunya melakukan pengumpulan informasi untuk memubuat kesimpulan tentang hasil belajar siswa. Kemajuan belajar dinilai berdasarkan proses yang di alami siswa dengan menggunakan berbagai cara, bukan hanya berdasarkan hasil yang diperoleh siswa. Sikap yang terbentuk pada diri siswa terhadap mata pelajaran tentunya tergantung pada sikap gurunya terhadap mata pelajaran itu, dan bagaimana cara guru menyampaikan mata pelajaran itu. Apabila setiap mengajar guru bersikap positif dan baik, maka lambat laun siswa berada dalam kondisi belajar yang berkesan baik dan mendalam, sehingga terbentuk sikap positif terhadap mata pelajaran itu. Jika mata pelajaran tersebut adalah IPA maka akan terbentuklah sikap yang positif terhadap IPA.

Item Type: Book
Uncontrolled Keywords: peserta didik; komite sekolah; peneieikan MIPA
Subjects: 13 EDUCATION > 1301 Education Systems > 130103 Higher Education
13 EDUCATION > 1399 Other Education > 139999 Education not elsewhere classified
Divisions: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan > Jurusan Tadris Kimia
Depositing User: Prof. Dr. ADI FADLI
Date Deposited: 02 Feb 2021 07:05
Last Modified: 02 Feb 2021 07:05
URI: http://repository.uinmataram.ac.id/id/eprint/192

Actions (login required)

View Item View Item