Wahid, Abdul and Wardatun, Atun (2022) Heterarki masyarakat muslim Bima dan Indonesia: dari QUASI hegemoni ke kolektif agensi. In: Pengukuhan guru besar dalam bidang ilmu antropologi agama dan bidang ilmu hukum keluarga islam, Mataram.

[img] Text (Pidato)
pidato GB lengkap.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (2MB)
[img] Text (Cek Plagiasi)
Pidato.pdf - Supplemental Material
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (10MB)

Abstract

INDONESIA Tulisan ini bertujuan menganalisis kehidupan sosial budaya masyarakat Muslim di Indonesia, khususnya di Bima Indonesia timur, melalui sintesisasi karya-karya beragam dalam satu topik. Di balik topik-topik beragam dalam bidang Antropologi Agama dan bidang Hukum Keluarga Islam yang dihasilkan oleh dua orang berbeda, seperti topik ritual budaya dan praktik perkawinan, ternyata ada lapisan kebudayaan yang tidak melulu soal struktur dan hierarki (pertingkatan searah) dan cara otoritas bermain dalam setiap lapisan itu. Terdapat perkara lain yang sering diabaikan, yakni agen dan heterarki (pertingkatan jamak dan multi-arah) dan moralitas. Ternyata kekuasaan dalam masyarakat tidak begitu saja merezim: mengental pada satu entitas tunggal, melainkan menyebar seperti sebentuk spiral – persis tesis foucaultian. Tulisan ini mengangkat kembali konsep heterarki dari ilmu sosial, untuk melihat relasi, otoritas, dan kekuasaan dalam masyarakat Muslim Indonesia, khususnya di Bima. Ritualritual yang berserakan dalam masyarakat Muslim Bima, umumnya menggambarkan adanya unit-unit kekuasaan yang berelasi satu sama lain, di samping menghasilkan relasi kuasa dominatif juga jaringan yang bersifat distributif. Ada bentangan quasi-hegemoni dan kolektif agensi yang berperan sebagai pengatur relasi yang memungkinkan terjadinya distribusi kuasa yang cair dan tidak kaku di dalam masyarakat Muslim Bima. Konfigurasi ini menggambarkan adanya kesadaran organik yang dapat membentuk relasi kesalingan dan kesetaraan dalam kebudayaan multikultural. Argumentasi di atas kami cetuskan setelah melakukan penelusuran terhadap karya kami masing-masing dengan menggunakan metode Auto-etnografi Analisis Isi (AAI). Metode ini menjadikan karya akademis yang sejauh ini telah kami hasilkan sebagai subyek kajian dengan mendiskusikan dan merefleksikan melalui perspektif studi antropologi agama dan hukum keluarga. Temuan bahwa berlangsungnya quasi-hegemoni dan distribusi kuasa dalam otoritas keagamaan dan kolektif agensi dalam relasi keluarga memiliki kontribusi akademis bagi pengembangan kedua disiplin ilmu tersebut. Apa yang disebut Bowen (2012) sebagai “the New Anthropology of Islam” – yakni penggambaran Islam melalui kepelbagaian ekspresi, fungsi, dan makna dalam praktik agama masyarakat Muslim – dapat dilengkapi dengan melihat “practices” yang terjadi pada masyarakat Muslim Bima yang ternyata memiliki karakter heterarkis. Selain itu temuan ini adalah amplifikasi dari upaya integrasi ilmu yang saling mengisi dan memasuki (semi permeable) antara studi antropologi agama dan hukum keluarga. Secara praktis, argumen ini bisa menjadi pijak untuk memperkuat basis gerakan dan rekayasa sosial melalui proyek transformasi sosial-budaya yang lebih berkeadaban.

Item Type: Conference or Workshop Item (Speech)
Uncontrolled Keywords: heterarki; masyarakat; muslim; bima
Subjects: 13 EDUCATION > 1301 Education Systems > 130101 Continuing and Community Education
13 EDUCATION > 1301 Education Systems > 130104 Sasak, Samawa, Mbojo Education
16 STUDIES IN HUMAN SOCIETY > 1699 Other Studies in Human Society > 169902 Studies of Sasak, Samawa, and Mbojo Society
Divisions: Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama > Jurusan Sosiologi Agama
Depositing User: mrs Nuraeni S.IPi
Date Deposited: 20 Mar 2023 07:58
Last Modified: 26 Jun 2023 06:13
URI: http://repository.uinmataram.ac.id/id/eprint/2482

Actions (login required)

View Item View Item