Ismail, Ismail (2019) Pembelajaran filsafat pendidikan Islam: membangun muslim berkarakter kritis. Insan Madani Institute (iMANi), Mataram. ISBN 978-623-90165-2-4

[img] Text (Buku)
BUKU, pembelajaran filsafat Pendidikan Islam.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (1MB)
[img] Text (Peer Review)
Buku 9.pdf - Supplemental Material
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (638kB)

Abstract

Untuk apa belajar? Belajar merupakan kebutuhan untuk merubah diri menjadi lebih baik. Proses belajar ditandai dengan adanya upaya-upaya sistematis dalam memecahkan problem kemanusiaan agar kehidupan bergerak lebih berbudaya, lebih religius, lebih berkeadilan, lebih berkemanusiaan, lebih merdeka, dan lebih beradab. Ilmu yang dihasilkan melalui proses belajar bukan untuk ilmu itu sendiri, akan tetapi, ilmu untuk kehidupan. Ilmu harus mengabdi kepada kemanusiaan dan oleh karenanya harus mampu mengantarkan manusia kepada suatu derajat yang lebih baik dalam berbagai dimensi. Dalam teori- teori belajar preskreptif, tujuan utama manusia belajar adalah memecahkan masalah. Seseorang dikatakan terpelajar apabila mampu memecahkan masalah yang dihadapi dirinya dan orang lain. Tugas guru dan dosen adalah memfasilitasi peserta didik untuk memiliki pemahaman terhadap masalah yang dihadapinya dan mampu menghadirkan alternatifalternatif pemecahan masalah. Saat ini, dunia Islam dihadapkan kepada banyak sekali masalah yang membutuhkan pemecahan. Kualitas sumber daya manusia yang masih rendah merupakan masalah kunci yang menimbulkan rantaian masalah masalah lain yang tidak pernah putus. Rendahnya SDM manusia Muslim menyebabkan rendahnya kualitas proses pendidikan, proses pendidikan yang berkualitas rendah melahirkan output pendidikan yang berkualitas rendah, dan output yang berkualitas rendah tidak mampu menampilkan outcomes pendidikan berkualitas tinggi dalam kehidupan. Sebaran kualitas SDM rendah terjadi secara merata pada kelembagaan Pendidikan Islam, pendidikan persekolahan, maupun pendidikan luar sekolah. Mengamati orientasi Pendidikan Islam yang sedang berjalan, tampak telah terjadi misorientasi Pendidikan Islam pada hampir seluruh sekolah berlabel Islam. Kelembagaan pendidikan berlabel Islam menawarkan konsep- konsep kependidikan yang terlalu berorientasi langit ketimbang bumi dan langit. Over orintentasi langit dalam pendidikan menyebabkan peserta didik tidak memiliki kecakapan bersaing dalam menguasai sumber daya bumi. Output Pendidikan Islam tidak mendapat tempat yang terlalu menggembirakan dalam panggung politik dan ekonomi. Sebaliknya, yang terjadi, mereka justru sangat miskin secara politik dan ekonomi. Hal tersebut terjadi karena kecakapan berpolitik dan berekonomi tidak mendapat tempat yang layak dalam kurikulum kelembagaan Pendidikan Islam pada semua level. Islam merupakan seperangkat nilai yang akan menjadi acuan dalam kehidupan seorang Muslim. Tetapi Muslim tidak bisa hidup hanya dengan mengandalkan nilai- nilai saja. Nilai baru bermakna apabila mendapat tempat sandaran. Kalau kehidupan diibaratkan dengan suatu gerak, maka nilai itu baru kelihatan apabila menyatu dengan gerak kehidupan. Nilai tidak bisa bergerak sendiri, karena secara natural dia harus mengikatkan diri pada sesuatu. Pendidikan Islam hari ini, secara jujur harus diakui, belum mampu melahirkan manusia- manusia yang memiliki “sesuatu” sebagai tempat menyandarkan nilai- nilai islami. Kelembagaan Pendidikan Islam baru menghasilkan teoretisasi Pendidikan Islam dan belum mampu menghasilkan pelaku yang menjadi praksis Pendidikan Islami. Dalam bidang ekonomi syari’ah, kelembagaan Pendidikan Islam baru mampu menghasilkan teoretisasi ekonomi syari’ah, pun belum mampu menghadirkan praktisi ekonomi syari’ah yang menghadirkan nilai tambahproduktivitas bagi masyarakat Islam. Begitu pula dalam bidang perpolitikan Islam, kelembagaan Pendidikan Islam baru bisa memproduk teoretisasi dan pengamat politik, tapi belum mampu menghadirkan politisi Muslim yang memosisikan Islam sebagai value, dan tak hanya simbolisme Islam. Padahal sangat disadari, perubahan dimungkinkan terjadi apabila kita menjadi pelaku, bukan penonton. Ekonomi Islam akan tumbuh dan berkembang bukan karena banyaknya kaum Muslimin yang menguasai teori- teori ekonomi syari’ah, akan tetapi karena banyaknya kaum Muslimin yang terjun dalam usaha dan kegiatan ekonomi. Begitupun perpolitikan Islam akan tumbuh dan berkembang, bukan karena banyaknya orang Islam yang menguasai ilmu dan teori- teori politik, akan tetapi karena banyaknya kaum Muslimin yang memiliki kepedulian dan terjun dalam kancah politik. Kaum Muslim tidak terlatih dan bahkan terperangkap dalam idioma- idioma yang keliru, semisal, tidak layak seorang sarjana Mengingat kedudukan mata kuliah serta semakin kompleksnya permasalahan dan dinamika Pendidikan Islam saat ini, maka pengembangan bahan pembelajaran Filsafat Pendidikan Islam penting dilakukan untuk mengakomodir dinamika permasalahan dan tuntutan Pendidikan Islam, serta membekali mahasiswa dengan keterampilan berpikir tertentu yang dibutuhkan pada zamannya saat ini. Pengembangan paket pembelajaran Filsafat Pendidikan Islam berbasis Critical Thinking dimaksudkan untuk memberikan nuansa baru dalam pembelajaran Filsafat Pendidikan Islam. Melalui Paket Ini mahasiswa diharapkan belajar Filsafat Pendidikan Islam dengan melibatkan diri secara aktif dan kreatif, sehingga diperoleh hasil akhir berupa kemampuan analisis, sintensis, dan evaluasi mendalam terhadap substansi konseptual dan realitas empirik Pendidikan Islam. Mahasiswa produk mata kuliah ini bukanlah penghafal sejati pemikiran-pemikiran orang lain tentang Pendidikan Islam, akan tetapi mereka mampu menawarkan konsep- konsep baru dalam menformulasi Pendidikan Islam, teoretik, maupun praksis. Paket pembelajaran ini berisi Bahan Ajar Filsafat Pendidikan Islam yang akan diajarkan dalam satu semester yang dibagi atas empat pokok bahasan, yaitu: Pokok Bahasan Pertama, Filsafat Pendidikan Islam Sebagai Disiplin Ilmu; Pokok Bahasan Kedua, Hakikat Manusia, Tuhan, dan Alam, serta Implikasinya Bagi Pendidikan; Pokok Bahasan Ketiga, Hakikat Komponen Pendidikan Islam; Pokok Bahasan Keempat, Problematika dan Reformulasi Pendidikan Islam. Untuk mempermudah pembacaan dan penggunaan paket, maka masing-masing paket dilengkapi dengan sarana pendukung berupa pendahuluan, prosedur pembelajaran, media pembelajaran, rencana pelaksanaan pembelajaran, uraian materi, rangkuman, latihan, tes formatif, balikan, kunci jawaban, dan rujukan.

Item Type: Book
Uncontrolled Keywords: filsafat pendidikan islam; pembelajaran; pendidikan islam
Subjects: 13 EDUCATION > 1301 Education Systems > 130103 Higher Education
13 EDUCATION > 1302 Curriculum and Pedagogy > 130211 Religion Curriculum and Pedagogy
22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES > 2204 Religion and Religious Studies > 220403 Islamic Studies
22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES > 2204 Religion and Religious Studies > 220403 Islamic Studies > 22040305 Akhlaq, Tasawuf, and related science
Divisions: Program Pascasarjana > Program Studi Magister Pendidikan Agama Islam
Depositing User: mrs Nuraeni S.IPi
Date Deposited: 14 Jul 2021 01:35
Last Modified: 02 Aug 2021 04:08
URI: http://repository.uinmataram.ac.id/id/eprint/516

Actions (login required)

View Item View Item