Wahyudiati, Dwi and Khairi, Ahmad Khalakul (2013) Pemetaan kualitas guru dan pembelajaran pada MI di Kota Mataram. In: Antologi hasil penelitian islam dalam pergulatan dengan lokalitas & institusi pendidikan. Pusat Penelitian dan Penerbitan LP2M IAIN Mataram, Mataram, pp. 361-390.

[img] Text (Book Section)
15.Dwi Wahyudiati 361-390.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (533kB)

Abstract

INDONESIA Berdasarkan hasil studi awal peneliti di beberapa madrasah yang ada di Kota Mataram menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran belum berjalan secara optimal. Permasalahan tersebut terjadi disebabkan oleh adanya beberapa faktor seperti; masih rendahnya pemahaman para guru tentang penyusunan perangkat pembelajaran yang berkualitas, kurangnya pemahaman guru terhadap metode, strategi, dan model-model pembelajaran inovatif sehingga dalam pembelajaran metode ataupun model-model pembelajaran yang diterapkan cenderung monoton dan masih bersifat klasikal. Permasalahan lain yang sering dikeluhkan oleh para guru yaitu seringnya pergantian kurikulum dalam jangka waktu pendek dan terkesan cenderung dipaksakan sehingga membuat para guru menjadi bingung karena belum maksimal penerapan satu kurikulum sudah diganti dengan kurikulum yang baru. Oleh karena itu permasalahan pendidikan kita tidak hanya disebabkan karena minimnya kualitas pendidik tapi juga disebabkan karena kebijakan yang diberlakukan pemerintah hanya bertujuan untuk menguntungkan pihak tertentu saja. Terjadinya fenomena-fenomena di atas sangat mungkin disebabkan oleh belum dimilikinya kompetensi-kompetensi yang seharusnya dimiliki oleh seorang guru yang baik dan profesional seperti dikemukakan di atas. Kalau guru-guru di SD/MI perkotaan saja belum memiliki komitmen terhadap pembelajaran yang berkualitas, bagaimana dengan guru-guru di pedesaan! Kalau di SD/MI pedesaan ternyata cukup banyak peserta didik yang belum bisa menulis, membaca, dan berhitung dengan baik, bisa jadi dengan komitmen guru-guru SD/MI di perkotan yang masih rendah masih ada siswa SD/MI yang belum bisa membaca, menulis, dan berhitung dengan baik. Kalau kondisi seperti ini benar terjadi maka sulit diharapkan output pendidikan dasar kita akan berkualitas dan siap melanjutkan pendidikannya kejenjang yang lebih tinggi. Dari penjelasan tersebut di atas terlihat adanya ketimpangan pembelajaran antara SD/MI di pedesaan dan perkotaan yang berkelanjutan yang sampai saat ini belum ditemukan akar masalahnya dan solusi yang tepat untuk mengatasinya. Deskripsi tersebut juga menunjukkan bahwa masalah dalam dunia pendidikan kita ternyata tidak hanya terjadi di daerah-daerah pinggiran atau pedesaan yang identik dengan ketertinggalan, tetapi juga terjadi di wilayah perkotaan yang notabene memiliki akses informasi yang cepat terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh sebab itu, penelitian ini akan mengkaji dan mendalami bagaimana kondisi pendidikan dasar khususnya MI (Madrasah Ibtidaiyah) yang ada di perkotaan yakni di Madrasah Ibtidaiyah se-Kota Mataram. Penelitian ini juga sekaligus dalam upaya menjawab ketimpangan ataupun permasalahan yang paling urgent untuk segera dicarikan solusi dan ditindaklanjuti oleh semua pihak sehingga berdampak pada peningkatan kualitas pendidikan/ pembelajaran yang kedepannya dapat meningkatkan kualitas output pendidikan di NTB pada umumnya dan di Kota Mataram pada khususnya. Berdasarkan deskripsi di atas maka yang menjadi fokus kajian dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah kompetensi dan kualitas pembelajaran yang dilakukan guru-guru pada Madrasah Ibtidaiyah se-Kota Mataram-Nusa Tenggara Barat”. Fokus kajian penelitian ini lebih lanjut dapat dirumuskan dalam pertanyaanpertanyaan: bagaimanakah guru-guru MI Sekota Mataram dalam mempersiapkan dan melaksanakan pembelajaran?; apa yang dilakukan guru-guru MI Sekota Mataram dalam meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan?; dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kualitas pembelajaran yang dilakukan guruguru MI Sekota Mataram?. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan naturalistik/kualitatif. Penggunaan pendekatan naturalistik didasarkan atas pertimbangan sumber dan jenis data yang akan di ambil yang bersifat holistik atau menyeluruh. Hal ini sesuai dengan pendapat yang mengatakan gejala dalam penelitian naturalistik berdimensi jamak, utuh, dinamis dan tidak bisa dipisah-pisahkan. Oleh sebab itu, penelitian naturalistik didasarkan atas keseluruhan situasi sosial yang diteliti. 3 Relevan, data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data kualitatif yang berupa kata-kata dan tindakan. Jenis-jenis data pada penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan. 4 Kata-kata dan tindakan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kata-kata dan tindakan guru-guru MI se-Kota Mataram yang menjadi subyek penelitian ketika melakukan wawancara dan proses pembelajaran. Adapun dalam menentukan subyek penelitian, peneliti terlebih dahulu menentukan unit analisis penelitian, yang dalam hal ini unit analisisnya adalah MI. Dalam menentukan unit analisis peneliti menggunakan teknik stratified random sampling dengan langkah-langkah sebagai berikut; pertama-tama peneliti mengelompokkan MI-MI berdasarkan geografis yang ada di kota Mataram, kemudian MI-MI pada setiap kelompok tersebut dikelompokkan lagi berdasarkan kelurahan, lalu MI-MI pada setiap kelurahan. Setelah itu, MI yang telah dikelompokkan pada setiap tingkatan dipilih secara acak dan diambil sebanyak 30% yang diharapkan dapat menggambarkan kondisi sebenarnya. Dengan demikian, unit analisis dalam penelitian ini adalah 30% MI-MI yang terpilih secara acak pada tingkatan desa atau kelurahan. Berdasarkan penjelasan yang telah dideskripsikan di atas dapat disimpulkan bahwa; 1. Pada aspek persiapan pembelajaran, secara umum subyek penelitian melakukan persiapan pembelajaran dengan cukup baik. Kelemahan mendasar yang terjadi pada fase ini adalah minimnya persiapan media pembelajaran, dimana mayoritas subyek penelitian tidak mempersiapkan media pembelajaran dalam pembelajarannya, padahal media sangat penting bagi terciptanya pembelajaran yang bermakna dan efektif bagi siswa MI. 2. Pada aspek pelaksanaan pembelajaran, mayoritas subyek penelitian belum dapat melakukan pembelajaran yang efektif dan bermakna bagi siswa. Hal ini disebabkan pembelajaran yang dilakukan subyek penelitian masih bersifat abstrak karena kurangnya penguasaan metode, model, media pembelajaran dan tahapan-tahapan pembelajaran yang diterapkan kurang sesuai dengan karakteristik siswa MI. 3. Adapun berkaitan dengan usaha yang dilakukan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran menunjukkan subyek penelitian melakukan upaya yang cukup intensif secara kuantitas, akan tetapi belum menunjukkan perubahan yang signifikan dalam pembelajaran yang dilakukan. Hal ini terlihat pada pembelajaran yang dilakukan yang masih abstrak. Subyek penelitian enggan keluar dari zona nyaman pembelajaran yang biasa dilakukan, sehingga mereka melakukan pembelajaran yang konsisten walaupun mereka merasakan bahwa pembelajaran yang dilakukan kurang efektif. 4. Sedangkan berkaitan dengan faktor yang mempengaruhi kualitas pembelajaran menunjukkan bahwa faktor kualitas guru khususnya latar belakang pendidikan dan kurangnya sarana dan prasarana yang dimiiki terutama pada MIS sangat mempengaruhi kualitas pembelajaran. Sedangkan faktor fasilitas tidak mempengaruhi kualitas pembelajaran secara signifikan. Fasilitas akan memberikan dampak dalam pembelajaran apabila guru mampu memfungsionalkannya dengan baik.

Item Type: Book Section
Uncontrolled Keywords: pelajaran IPA; pembelajaran; guru; Madrasah Ibtidaiyah
Subjects: 13 EDUCATION > 1301 Education Systems > 130105 Primary Education
13 EDUCATION > 1302 Curriculum and Pedagogy > 130212 Science, Technology and Engineering Curriculum and Pedagogy
Divisions: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan > Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam
Depositing User: mrs Nuraeni S.IPi
Date Deposited: 13 Feb 2022 07:47
Last Modified: 13 Feb 2022 07:47
URI: http://repository.uinmataram.ac.id/id/eprint/975

Actions (login required)

View Item View Item