Fathurrahman, Fathurrahman (2019) Lentera pendidikan Islam. Pustaka Lombok, Lombok NTB. ISBN 978-602-5423-16-1

[img] Text (Buku Referensi)
LENTERA PENDIDIKAN.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (2MB)
[img] Text (Peer Review sebagai Editor)
Lentera Pendidikan Islam.pdf - Supplemental Material
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (234kB)

Abstract

Buku ini merupakan refleksi atas berbagai persoalan yang menimpa pendidikan Islam baik dari aspek lemahnya sistem kelembagaan pendidikan Islam, lemahnya pondasi sistem pendidikan Islam, tidak jelasnya output yang dihasilkan oleh sistem pendidikan Islam masa kini, dan berbagai problem pendidikan Islam lainnya. Berbalikan dengan realitas sejarah peradaban Islam pada abad pertengahan, nilai dan semangat kemajuan serta kreativitas yang bersumber dari ruh al-Qur’an telah menghidupkan Ilmu pengetahuan Islam sehingga mencapai kemajuan yang mengesankan, melahirkan orang-orang kreatif dan genius seperti al-Kindi, ar-Razi, al-Farabi, Ibnu Sina (Avicenna), al-Mas’udi, at-Tabari, al-Ghazali, Nasir Khusru, Omar Khayyam dan lain-lain. Pengetahuan Islam saat itu telah melakukan investigasi dalam ilmu kedokteran, matematika, geografi dan bahkan sejarah Sebaliknya pasca al-Kindi dan kawan-kawan, keilmuan pendidikan Islam terkesan lebih banyak memfokuskan pada isi atau muatan materi yang harus ditransfer kepada orang lain, dan bukannya pada proses dan metodologi. Bagaimana sesungguhnya pendidikan Islam dilaksanakan dalam situasi dan zaman yang terus berkembang dan berubah, merupakan persoalan penting yang perlu dikaji. Demikian pula kemungkinan perlunya perubahan metodologi tersebut, jika memang obyek sasaran pendidikan Islam yang terus berubah . Keilmuan Barat yang telah digagas sejak vi | Fathurrahman Muhtar 1 Renaisans abad pertengahan Eropa memberikan dampak yang besar terhadap arus pemikiran manusia sesudahnya. Weltanschauung (baca: pandangan dunia) masyarakat Barat berubah terbalik seratus delapan puluh derajat. Perubahan itu ditandai dengan kemenangan “akal” atas dominasi “gereja” yang secara otomatis mengubah weltanschauung mereka dari Teosentris menjadi Antroposentris. Ditambah dengan penemuan mesin uap oleh James Watt dan pendirian pabrik-pabrik secara massif membuat perubahan tersebut menjadi signifikan menuju abad baru yang disebut modernitas. Modernisme Barat kemudian menjadi ideologi bagi kehidupan dan pemikiran umat manusia dewasa ini. Namun modernisme Barat dianggap gagal. Kegagalan modernisme Barat dengan segala ramifikasinya dikalangan kaum muslimin sering dikaitkan orang dengan kekeliruan epistemologi ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang pasca-aufklarung dan Revolusi Industri di Eropa. Berbeda dengan epistemologi ilmu pada abad pertengahan yang bersifat “teosentris”, sebaliknya epistemologi ilmu modern dan kontemporer lebih bersifat “antroposentris”. Akibat dari pergolakan epistemologi yang bersifat antroposentris dan teosentris, dikalangan pemikir Islam terjadi “tarik tambang” yang sangat intens dikalangan pendukung masing-masing paradigma ini. Pemikir “modernis” seperti Muhammad Abduh, Sayyid Amir Ali dan seterusnya, mengembangkan epistemologi ilmu yang lebih kurang bersifat “antroposentris”. Sebaliknya pemikir “neo-tradisional”, seperti Sayyed Hussen Nasr, misalnya, setelah mengkritik keras epistemologi Barat dan pemikir modernitas Muslim yang bersifat “antroposentris” tadi, lantas menganjurkan epistemologi ilmu yang bersifat “teosentris”.

Item Type: Book
Uncontrolled Keywords: Lentera; Pendidikan; Islam
Subjects: 13 EDUCATION > 1301 Education Systems > 130103 Higher Education
Divisions: Program Pascasarjana > Program Studi Magister Hukum Keluarga Islam
Depositing User: Dr. Salimul jihad
Date Deposited: 05 Aug 2022 05:13
Last Modified: 05 Aug 2022 05:13
URI: http://repository.uinmataram.ac.id/id/eprint/1417

Actions (login required)

View Item View Item