Zahraini, Zahraini and Nurmaidah, Nurmaidah and Muslehuddin, Muslehuddin (2021) Pengantar ilmu hadis. Sanabil, Mataram. ISBN 978-623-317-216-5

[img] Text (Buku)
PENGANTAR ILMU HADIS FINAL.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (2MB)

Abstract

INDONESIA Al-Qur'an merupakan sumber hukum Islam yang menempati posisi pertama. Dalam konteks ini, maka kapasitas al-Qur'an adalah sumber dari segala sumber hukum. Maknanya bahwa semua hukum dalam Islam merefer, berdalil dan berhujjah pada al-Qur'an. Oleh karena posisinya sangat sentral, maka kajian terhadapnya tidak pernah menemukan titik penghabisan. Mengkajinya selalu menghadirkan kemenarikan, karena berkaitan dengan cabang-cabang ilmunya yang rumit, di samping isyarat-isyarat ilmiah yang dikandungnya, keluarbiasaan linguistiknya, maupun dari sisi paradigma perubahan tasyri', dalam rangka membangun dan menyebarkan nilai-nilai kemanusiaan. Posisi al-Qur'an sebagai sumber utama dalam Islam, telah menjadi kesepakatan para ulama. Namun hal yang sama tidak terjadi dalam hadis, karena ada sejumlah umat Islam yang tidak mengakui posisinya sebagai sumber hukum Islam kedua, yakni kelompok munkir al-sunnah. Pada umumnya umat Islam tanpa menafikan adanya sekelompok umat yang menamakan dirinya sebagai munkir alsunnah yang dengan demikian mengingkari poisisinya sebagai sumber tasyri', menyepakati posisi hadis sebagai sumber tasyri' Islam kedua dalam stratifikasi sumber hukum Islam. Kedua sumber hukum ini saling terkait dan merupakan satu kesatuan yang utuh dalam konteks perannya memberikan tuntunan hidup manusia. Jika al-Qur'ān merupakan sumber utama yang berisi prinsip-prinsip pokok kehidupan yang diterangkan secara global (mujmal), maka hadis merupakan mubayyin dan tuntunan operasionalnya. Karena itu, tampaknya tidak berlebihan jika dinyatakan bahwa tanpa kehadiran hadis, al-Qur'an akan menjumpai banyak kesulitan untuk dipraktikkan. Mengingat posisi hadis yang demikian strategis sebagai salah satu sumber pokok ajaran Islam, maka kajian-kajian terhadapnya menjadi sangat urgen dilakukan. Kajian dimaksud tidak saja menyangkut matannya, tetapi yang lebih penting dilakukan pertama adalah justru pada sanadnya. Bahkan para ulama menyatakan bahwa tanpa sanad, matan sebaik apapun tidak akan pernah dinyatakan sebagai hadis. Oleh karena posisinya yang demikian sentral inilah, kajian terhadap hadis menjadi penting dilakukan. Persoalan pelik yang menjadikan hadis demikian rumit, diantaranya disebabkan oleh persoalan yang berkaitan dengan historisitas hadis, posisi dan fungsi hadis terhadap al-Qur'an, istilah-istilah dan diksi yang digunakan, serta problem otentisitas hadis yang "dipertanyakan" oleh banyak kalangan. Banyaknya diksi yang digunakan dalam ilmu hadis, tampak terkesan dan menjadikan ilmu ini "kurang diminati" oleh sejumlah orang, karena istilah-istilah yang digunakan dalam ilmu hadis tersebut belum tentu dapat dicari padanan katanya di dalam bahasa Indonesia.

Item Type: Book
Uncontrolled Keywords: hadis; sinonim hadis; as-Sunnah
Subjects: 13 EDUCATION > 1301 Education Systems > 130103 Higher Education
13 EDUCATION > 1301 Education Systems > 130105 Primary Education
22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES > 2204 Religion and Religious Studies > 220403 Islamic Studies > 22040302 Al-Hadits, and related science
Divisions: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan > Jurusan Pendidikan Agama Islam
Depositing User: Dr. Zahraini. M.Pd.I
Date Deposited: 29 May 2022 12:51
Last Modified: 28 Jun 2022 03:14
URI: http://repository.uinmataram.ac.id/id/eprint/1117

Actions (login required)

View Item View Item